Pelajaran dan Tugas Sekolah

Cerpen Romantis Bahagia Rainbow After Rain

Cerpen Romantis Dalam blog ini banyak sihhh koleksi cerpen Cinta romantis. Topik Cinta memang selalu asik untuk di simak apalagi oleh para anak abg hahaha tapi selain itu disini juga ada Cerpen Persahabatan saya rasa juga ngak kalah seru hahahahaha bagi sobat yang memang pecinta kisa kisah yang singkat atau lagi belajar menulis Cerpen bisa jadi alternatif buat belajar. apalagi kalau dapat tugas dari sekolah tentang menulis cerpen singkat atau mengenai kehidupan pribadi nahhhh dengan kita banyak membaca cerpen mungkin bisa sedikit memberikan kita inspirasi untuk tulisan yang lebih baik semoga bermanfaat dan sukses selalu.?

Cerpen Cinta Romantis Bahagia Rainbow After Rain
Setengah berlari naira menuju kearah halte bus saat merasakan setitik demi setitik air yang menetes dari langit. Tepat saat kakinya menginjakan lantai halte rintik gerimis telah berubah menjadi hujan deras. Untung saja ia cepat. Andai ia terlambat lima menit saja, bisa di pastikan ia pasti akan kembali terbaring di rumah sakit tidak kurang dari seminggu.
Sambil terus memandangi rintik hujan yang turun angan naira melayang. Hujan..... hal yang paling disukai oleh sahabatnya namun justru malah menjadi musuh terbesar dalam hidupnya. Sejak kecil ia memang memiliki tubuh yang rentan. Bahkan sedikit gerimis sudah cukup untuk nya terbaring tak berdaya.
Entah sudah berapa lama naira berdiri memperhatikan hujan. Ia juga tidak tau. Yang ia tau seperti biasa. Kini wajahnya telah basah. Tentu saja bukan karena hujan. Atap yang menaunginya sudah lebih dari cukup untuk menjaganya. Justru air itu malah jatuh dari mata beningnya. Hujan memang selalu memberikan kenangan tersendiri dalam hidupnya. Kenangan paling menyakitkan sekaligus paling membahagiakan namun tidak akan pernah di lupakan dalam hidupnya.
“Hatshim...”
Naira menoleh. Ia baru menyadari kalau ternyata ia tidak sendirian di sana. Dengan cepat di usapnya air mata yang ada diwajahnya. Menundukan wajah sebelum melemparkan senyuman di bibir kearah sosok yang berdiri tak jauh darinya yang kini memang sedang menatapnya tak berkedip.
Tak lama berselang. Hujan pun reda. Dengan cepat naira bangkit berdiri. Ia harus cepat – cepat ke kampusnya. Masih ada waktu 30 menit untuk masuk mata kuliah kedua. Namun sebelum pergi sekali lagi ia melemparkan senyuman dibibirnya. Senyuman tulus yang selalu mampu membuat orang – orang yang melihatnya ikut tersenyum. Tak terkecuali orang itu..........
Cerpen romantis | Rainbow After Rain
Karena kebetulan ia memang mengambil jurusan sastra tak heran jika Naira lebih sering bergulat dengan buku – buku. Kebetulan libur naira segaja mengunjungi perpustakaan kota. Hampir seharian ia berada di sana. Jika di tanya tempat apa yang paling ia sukai, maka tanpa pikir panjang ia akan langsung menjawab perpustakaan. Tempat dimana susana tenang namun mengasikan. Setidakknya itu menurutnya. Ketika sedang asik menikmati bacaannya tiba – tiba perut nya terasa lapar. Ditutup buku yang dibaca  dan segera bangkit berdiri. wajar saja , Jam yang melingkar di tangan sudah menunjukan pukul 13 siang. Sementara Dari pagi tadi perutnya hanya di isi sepotong roti dan segelas teh hangat.
Tepat saat ia berbelok dari lorong – lorong rak yang berjejer tingga, dari lorong sebelah ternyata juga ada seseorang yang juga ingin lewat secara bersamaan. Kebetulan ia membawa banyak tumpukan buku yang rencananya akan ia pinjam . Dan akibat tubrukan barusan buku – bukunya segera jatuh berserakan.
“Aduh maaf”.
Naira tidak menjawab atau pun menoleh. Tangannya dengan ringkas mengumpulkan buku – bukunya. Saat tangan nya ingin meraih sebuah buku yang terakhir pada saat yang bersamaan tangan yang lain berniat untuk melakukan hal yang sama. Reflek naira mendongak matanya langsung menatap wajah dengan mata bening yang kini sedang menatapnya dengan jarang kurang dari waktu kurang dari sejengkal.
“Maaf, apa kau baik – baik saja”
“He?” Naira mengernyit heran. “Oh, iya. Aku tidak apa – apa” Sambung naira lagi.
Dalam hati tak henti memaki dirinya sendiri. Bagaimana bisa di saat ini ia malah terpesona dengan sepasang mata hitam yang ada di hadapannya. Astaga, ia pasti sudah gila.
“Kau...”
Naira terdiam, bola matanya menatap sosok yang ada di hadapannya dengan seksama.
“Kenapa?. Apa kita pernah ketemu sebelumnya?. Atau apakah kita sudah saling kenal?” tanya Naira akhirnya.
“Oh tidak. Bukan. Mungkin kita memang pernah bertemu tapi kita tidak saling mengenal”.
Naira tersenyum maklum. Dan berniat untuk langsung pergi jika saja terlinganya tidak terlebih dahulu mendengar kelanjutan kalimat dari peria itu.
“Tapi sepertinya tiada salahnya kalau kita saling mengenal. Kenalin, Steven” kata pria yang mengaku bernama steven itu sambil mengulurkan tangan.
Naria terdiam. Walau merasa sedikit ragu namun pada akhirnya tanggannya juga terulur menyambut uluran tangan di hadapannya.
“Naira”.
“Naira, Senang bisa berkenalan dengan mu”.
“Aku juga” Balas Naira berbasa – basi.
“Mau makan siang bersama?”.
“Ha?”....
Cerpen romantis | Rainbow After Rain
Naira juga tidak tau pikiran apa yang merasuk di kepalanya sehingga dengan santainya ia menyetujui tawaran steven. Sepertinya perutnya terlalu lapar sehingga otaknya tidak bergungsi dengan baik. -,-
Sambil menunggu pesanannya datang, keduanya duduk dalam diam. Naira sendiri tidak tau bagaiman memulai pembicaraannya. Ayolah, Bukan ia yang harus memulai permbicaraan bukan?.
“Apa Kau memang suka membaca?”.
“He?” Naira segera menoleh. Mendapati wajah Steven yang sedang menatapnya.
“Oh, Suka. Maksut ku sangat”.
“Oh ya?”.
Naira mengangguk mantap. Steven terdiam sambil berpikir untuk sejenak sebelum mulutnya kembali terbuka untuk bertanya.
“Apa yang paling suka loe baca?”.
“Semuanya” Balas Naira lagi.
“Benarkah?” Steven pasang tampang tak percaya. “Kenapa?”
“E... kenapa ya?. Alasannya  Banyak si sebenernya”.
“aku boleh tau?” tanya steven lagi.
“kau tertarik mendengarnya?” Naira balik bertanya.
Kali ini Steven mangangguk penuh minat.
“Sebelum aku jawab, Apa aku boleh bertanya. Apa kau tau perintah pertama yang Allah turunkan kepada nabi?”.
“Em..... Iqro?”.
“Yups. Nah kau tau kan apa artinya?. ‘Bacalah’. Sekarang aku mau nanya lagi. Apa yang harus di baca?”.
“Tentu saja Al-Quran” Balas Steven cepat.
Naira sedikit tersenyum simpul sambil mengeleng pelan. “Waktu itu kan Al-Quran nya aja belum di turunkan lantas apa yang harus di baca?”.
Kali ini Steven terdiam. Sibuk mencerna apa yang gadis itu ucapakan. Perlahan kepalanya mengangguk membenarkan.
“Jadi menurut mu apa yang harus di baca?”.
“Al-Quran. Itu pastinya. Tapi menurut ku mungkin Tuhan punya perintah yang lebih mendalam dan lebih luas seandainya kita mau lebih menggalinya. Dan masih Menurut ku,  Membaca itu tidak harus berbentuk buku atau pun tulisan. Misalnya, Kita  bisa membaca situasi , Kehidupan bahkan kita juga bisa Gejala alam. Selain itu seperti kata orang – orang bijak. ‘Membaca ada lah jendela dunia’. Kalau kau ingin melihat dunia, cukup buka jendela rumah mu. Kau akan tau bahwa hari sedang hujan saat melihat air yang jatuh dari langit tanpa perlu kau berdiri di bawahnya. Kau tidak perlu mengalami sesuatu untuk tau bagaimana rasanya, cukup dengan mengetahuinya. Dan kebanyakan ilmu yang kudapat  juga dari membaca”.
“Benarkah?. Sepertinya masuk akal”.
“Tentu saja. Walau bagaimana pun aku kan manusia masa kini. Semua yang ku katakan harus masih berdasarkan logika”.
 “He he” Steven tak mampu menahan kekehan nya saat mendapati wajah cemberut Naira saat mengatakan kalimatnya barusan.
Dan sebelum mulut steven kembali terbuka sang pelayan sudah terlebih dahulu menginterupsinya. Mengantar pesanan makanan mereka. Mau tak mau permbicaraan di hentikan sejenak. Namun sambil makan sesekali  mereka masih sedikit mengobrol ringan. Dan steven sudah bisa menyimpulkan kalau ia tidak akan pernah bosan berada di samping gadis itu.
Cerpen romantis | Rainbow After Rain


BACA SELENGKAPNYA...


Mirip dengan Cerpen Romantis Bahagia Rainbow After Rain :


0 Komentar untuk "Cerpen Romantis Bahagia Rainbow After Rain"
Back To Top