KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan tanpa halangan. Karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1) Kepala SMA Negeri 1 Kutowinangun karena telah memfasilitasi dan memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini,
2) Bapak Kirwanto selaku pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,
3) Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan berpartisipasi dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisankarya tulis ilmiah ini, masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangunpenulis sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum, masyarakat sekitar kota Kebumen, dan khususnya bagi pembaca.
Penulis
Dyah Yuli Laksitarukmi
NIS. 5590
ABSTRAK
Saat ini banyak sekali masyarakat yang membutuhkan vitamin yang cukup untuk tubuhnya, agar selalu sehat. Sebagian besar masyarakat hanya mengkonsumsi vitamin yang terjual bebas di pasaran atau apotek. Biasanya harga vitamin tersebut relatif mahal. Dan juga banyak masyarakat yang tidak menyadari adanya campuran zat berbahaya yang terkandung di dalam vitamin tersebut. Komposisi campuran zat berbahaya yang terkandung dalam vitamin tersebut memang tidak terlalu banyak, tetapi apabila kita sering mengkonsumsinya dapat merusak tubuh kita. Memang tidak semua vitamin yang ada di pasaran atau apotek mengandung bhan yang berbahaya.
Pada saat ini ada cara yang efektif dan murah untuk mendapatkan vitamin yang diperlukan oleh tubuh kita. Yaitu dengan cara memanfaatkan tanaman jambu biji. Karena jambu biji mengandung vitamin C yang tinggi dan vitamin A yang cukup. Buah jambu biji juga mengandung karotenoid dan polifenol, yakni kelompok antioksidan utama. Banyak khasiat yang terkandung dalam buah jambu biji.
Dalam karya tulis ini akan diberi penjelasan kepada Anda cara mengolah jambu biji sebagai obat diabetes militus, kandungan gizi yang terkandung, dan juga asal usul jambu biji. Adapun gejala-gejala, penyebab, dan juga jenis-jenis penyakit diabetes militus. Melalui karya tulis ilmiah ini, Anda diharapkan dapat memanfaatkan jambu biji semaksimal mungkin. Dan Anda akan memperoleh manfaatnya dari segi kesehatan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia dikenal memiliki iklim tropis dan kaya akan keanekaragaman hayati. Termasuk keanekaragaman plasma nutfah pada taraf di dalam spesies. Plasma nutfah atau sumber daya genetik adalah bahan-bahan dari tumbuhan, hewan, dan jasad renik yang dimanfaatkan secara nyata. Namun, bnayak sumber daya yang belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Termasuk sumber daya tanaman seperti tanaman jambu biji.
Pohon jambu biji memiliki khasiat yang tinggi. Antara lain khasiat jambu biji yaitu untuk mengobati berbagai macam penyakit secara herbal. Penyakit yang dapat diobati menggunakan jambu biji antara lain diabetes militus, maag, diare (sakit perut), masuk angin, prolapsisani / beser, sariawan, sakit kulit, luka baru, dan masih banyak lagi. Pemanfaatannya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Selain itu tanaman jambu biji merupakan tanaman yang multifungsi dan serbaguna.
Sekarang banyak sekali penderita diabetes militus di Indonesia. Bahkan diabetes militus merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi hampir di seluruh dunia.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa itu penyakit Diabetes Militus ?
2. Apa saja penyebab penyakit Diabetes Militus ?
3. Apa saja gejala-gejala orang yang terkena penyakit diabetes militus ?
4. Kandungan gizi apa saja yang terkandung dalam buah jambu biji ?
5. Bagaimana caranya memanfaatkan buah jambu biji sebagai obat Diabetes Militus ?
6. Apa saja jenis-jenis jambu biji ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Mendeskripsikan khasiat dari buah jambu biji.
2. Mendeskripsikan kandungan gizi yang terkandung dalam buah jambu biji.
3. Mendeskripsikan cara pengolahan jambu biji sebagai obat Diabetes Militus.
4. Mendeskripsikan asal-usul buah jambu biji.
5. Agar masyarakat Indonesia khususnya pembaca dapat mengetahui bahwa jambu biji memiliki khasiat sebagai obat Diabetes Militus.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Menjadikan jambu biji ramai di kalangan masyarakat.
2. Menyadarkan masyarakat bahwa buah jambu biji memiliki berbagai macam kandungan yang dapat menjadikan tubuh kita sehat.
3. Menyadarkan masyarakat bahwa kita belum sepenuhnya memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kita secara maksimal.
4. Memberitahu kepada masyarakat bahwa jambu biji merupakan tanaman yang multifungsi dan serbaguna.
5. Memberitahukan kepada masyarakat bahwa jambu biji dapat digunakan sebagai obat diabetes militus.
BAB 2
TELAAH PUSTAKA
2.1 Asal-Usul Jambu Biji
Jambu biji merupakan tanaman dari genus psidium dan terbagi atas banyak spesies. Tanaman ini berasal dari negara Meksiko dan Amerika Tengah, beberapa tempat di Kepulauan Karibia serta Afrika Utara. Namun kini tanaman jambu biji telah dibudidayakan diberbagai tempat di dunia, khususnya di daerah tropis dan subtropis. Buah jambu biji menyandang gelar “superfruit”. Oleh karena banyaknya kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.
Klasifikasi ilmiah tanaman jambu biji :
Kingdom : Plantae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Upafamili : Myrtoideae
Bangsa : Myrteae
Genus : Psidium
Spesies : P. guajava
2.2 Kandungan Gizi Jambu Biji
Jambu biji merupakan jenis buah yang mengandung vitamin C yang tinggi dan cukup mengandung vitamin A dibanding dengan buah-buahan lainnya seperti jeruk. Apabila bijinya ikut dimakan, maka termasuk pula kandungan asam lemak tak jenuh omega-3 dan omega-6 dan juga serat makanan dalam jumlah yang tinggi. Akan tetapi kandungan vitamin C ini sangat tergantung pada spesies jambu biji. Sebagai contohnya spesies jambu biji psidium littorale var cattleianum hanya mengandung 30-40 mg vitamin C per 100 pergram buah atau hanya sepersepuluh dari kandungan spesies jambu biji lainnya.
Jambu biji mengandung baik karotenoid dan polifenol, yakni kelompok antioksidan utama. Karotenoid dan polifenol dapat menjadikan buah jambu biji memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.Oleh karena pigmen tanaman ini terdapat pada warna buah. Maka buah jambu biji yang berwarna merah atau kekuningan memiliki manfaat lebih sebagai sumber antioksidan dibandingkan dengan buah yang berwarna kehijauan.
Selain buahnya yang mengandung nilai gizi yang tinggi daunnya juga mengandung nilai gizi yang cukup tinggi. Daun jambu biji juga memiliki manfaat yang tidak kalah besarnya. Ekstrak daun dan batang jambu biji memiliki khasiat terhadap kanker, infeksi bakteri, inflamasi, dan nyeri. Minyak atsiri daun jambu biji memiliki khasiat antikanker. Dalam pengobatan tradisional, daun jambu biji digunakan untuk mengobati diare, serta diabetes.
Kandungan gizi buah jambu biji (Psidium guajava) segar per 100 gram :
-Energi 68 Kcal 3,5 %
-Karbohidrat 14,3 g 11,5 %
-Protein 2,55 g 5 %
-Total Lemak 0,95 g 3 %
-Vitamin A 624 IU 21 %
-Vitamin C 228 mg 396 %
-Vitamin E 0,73 mg 5 %
-Vitamin K 2.6 mcg 2 %
-Natrium 2 mg 0 %
-Kalium 417 mg 9 %
-Kalsium 18 mg 2 %
- Magnesium 22 mg 5,5 %
-Phyto-nutrisi
2.3 Pemanfaatan Buah Jambu Biji
Jambu biji merupakan jenis tanaman yang serbaguna dan multifungsi. Jambu biji dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Daerah yang memiliki iklim tropis maupun subtropis juga baik untuk pertumbuhan tanaman ini. Tetapi saat ini umumnya tanaman ini ditanam di pekarangan dan di ladang-ladang. Pohon jambu biji merupakan tanaman perdu yang banyak bercabang, tingginya dapat mencapai 12 meter. Besar buahnya bervariasi dari yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan lebih dari 10 cm.
Namun pemanfaatannya dalam masyarakat belum semaksimal mungkin. Buah dan daunnya dapat digunakan untuk obat tradisional misalnya untuk obat maag, diare. Selain itu buah jambu biji juga kaya akan serat, khususnya pectin (serat larut air) , mengandung tannin, kalium, dan likopen.
Manfaat pectin (serat larut air) untuk bahan pembuat gel atau jeli, untuk menurunkan kolesterol yaitu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu pengeluarannya. Jambu biji juga mengandung tannin yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah dan berguna untuk menyerang virus. Kalium yang terkandung dalam jambu biji berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur jalannya zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan dan sel tubuh serta menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah, dan menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Likopen merupakan karotenoid (pigmen penting dalam tanaman) yang terdapat dalam darah (0,5 mol perliter darah) serta memiliki aktifitas anti oksidan. Jika mengkonsumsi likopen dalam jumlah yang tinggi khusussnya pada jambu biji yang daging buahnya berwarna merah, berbiji banyak, dan rasanya manis mempunyai efek memberikan perlindungan pada tubuh dari serangan beberapa jenis kanker.
2.4 Mengenal Jambu Biji
Buah jambu biji merupakan buah yang kaya akan vitamin C dan vitamin A. Selain itu nuah jambu biji juga mengandung beberapa senyawa kimia yang tidak berbahaya untuk tubuh kita. Tanaman jambu biji banyak ditemui di daerah yang memiliki iklim tropis biasanya tanaman ini ditanam di pekarangan maupun di ladang-ladang. Jambu biji merupakan tanaman perdu yang bercabang.
2.4.1 Budidaya Tanaman Jambu Biji
A Pembibitan
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.
1) Persyaratan Benih
Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat konsumen yang merupakan bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yang baik antara lain yang berasal dari:
Buah yang sudah cukup tua.
Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
2) Penyiapan Benih
Setelah buah dikupas dan diambil bijinya, lalu disemaikan dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji tersebut direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yang bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan air yang mengalir selama 10 menit, kemudian dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur, biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah batang pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yang disemaikan baru dapat dilakukan okulasi /cangkok yang kira-kira telah bergaris tengah 1cm dan tumbuh lurus, kemudian dengan menggunakan pisau okulasi dilakukan pekerjaan okulasi dan setelah selesai pencangkokan ditaruh dalam media tanah baik dalam bedengan maupun didalam pot/kantong plastik,setelah tanaman sudah cukup kuat baru dipindah kelokasi yang telah disiapkan.
3) Teknik Penyemaian Benih
Pilih lahan yang gembur dan sudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi untuk penyemaian. Cara penyemaian adalah sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan dan benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan dibuat bedengan yang berukuran lebar 3-4 m dan tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yang idel sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari, dengan jarak antara bedeng 1 m, dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan keadaan sudah matang dan benih siap disemaikan. Selain melalui proses pengecambahan biji juga dapat langsung ditunggalkan pada bedeng-bedang yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yang berjarak 20-30 cm setelah berkecambah sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai dengan mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media tanah yang telah diberi pupuk kandang, kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yang telah diberi lubang-lubang sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik supaya menjaga petumbuhan akar tidak mengalami hambatan. Akar akan tumbuh dengan cepat, sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan mata tangkai yang telah berumur 1 th, melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada bagian bibir kulit dan setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas jika kelihatan mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil dan pohon pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi kesempatan mata terebut untuk berkembang dan setelah itu pohon pangkal dipotong, bibit hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot atau kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada akar tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah itu baru dilakukan penanaman dalam lobang-lobang bedengan yang telah dipersiapkan.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat dan merata, setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%, untuk merangsang secara langsung pada daun dan akar, sehingga memberikan kekuatan vital untuk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, alat yang digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata dan tidak merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur, dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yang sudah disempurnakan, sebelum dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yang telah dipilih mata kulitnya dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan, ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman disemprot 50 cc larutan.
5) Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah atau telah di cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka plastik yang melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak, dan pencungkilan dilakukan dengan kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit untuk menjaga terjadinya penguapan yang berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m dan ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. Dan dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada musim penghujan.
B Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Sebagai salah satu syarat dalam mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yang subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yang curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata. Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,20 m yang panjangnya disesuaikan dengan ukuran yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan untuk kebun jambu biji dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam (50 cm). Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m dan ke dalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus/ tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah yang telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yang berukuran 3 m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yang akan ditanam. Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi, setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, untuk sarana lalu-lintas para pekerja dan dapat digunakan sebagai saluran air pembuangan, untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang. Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan jarak tanaman antara 3 x 2 m.
4) Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya dengan menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang, guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk kandang.
5) Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang dengan urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81 ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama, pada bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon dan bulan ke 4 sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk kandang yang sudah matang dan ditanamkan sejauh 30 cm dari batang tanaman. Pemupukan merupakan bagian terpenting yang peggunaannya tidak dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan berlebihan akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yang akan membahayakan tanaman itu sendiri.
C Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan biji yang telah cukup umur ditempatan pada bedeng-bedang yang telah siap. Juga penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah dan berumur 1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua yang telah dibentuk selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1 m, didahului perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan lubang-lubang penanaman. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yang berbentuk miring lebih tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
2) Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat penanaman bibit jambu biji yang sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,8 m yang sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah dipisahkan, nantinya akan dipergunakan untuk penutup kembali lubang yang telah diberi tanaman, pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu dimaksudkan agar jasad renik yang akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan jarak antar lubang sekitar 7-10 m.
3) Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti semula dan tanah di bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ± 20 liter) pupuk kandang yang sudah matang, dan kira-kira 2 pekan tanah yang berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam, penanaman tidak perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya. Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan sore), kecuali pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
4) Lain-lain
Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
D Pemeliharaan Tanaman
Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah dan cuaca yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yang diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yang memuaskan.
1) Penjarangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman dan sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan penjarangan.
2) Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit yang berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) dan apabila buah terlalu banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yang tidak diperlukan akan berakibat buah menjadi besar dan menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh.
3) Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur dan subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan dan penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
4) Perempalan
Agar supaya tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara dan pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
5) Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun.
Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama.
Pemupukan tanaman umur 3 tahun keatas, Kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna, terutama terlihat pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tanaman memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan membuat torakan yang mengelilingi tanaman persis di bawah ujung tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam dalam torakan tersebut dan ditutup kembali dengan bekas galian terdahulu.
6) Pengairan dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. Dan bila turun hujan terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK untuk lahan seluas kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore hari.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yang ditimbulkan baik karena kondisi cuaca dan juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen dan juga perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama untuk menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yang akan mengundang hadirnya semut-semut. Disamping itu juga digunakan insektisida guna memberantas lalat buah dan kutu daun disemprot 2 x seminggu dan setelah sebulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.
8) Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium (tahap perkembangan) dan juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuk tanaman dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yang dilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.
2.4.2 Kandungan Kimia
Buah, daun, dan kulit jambu biji mengandung tannin sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tannin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tannin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, dan vitamin. Kandungan buah jambu biji per 100 gram sebagai berikut :
-Kalori 49 Kal - Protein
-Vitamin A 25 SI - Lemak
-Vitamin B1 0,02 mg - Air
-Vitamin C 87 mg
- Kalsium 14 mg
- Hidrat Arang 12,2 mg
- Fosfor 28 mg
- Besi 1,1 mg
- Protein
- Lemak
- Air
2.4.3 Jenis-Jenis Jambu Biji
1. Jambu biji delima
Jambu biji delima buahnya berbentuk bulat dan bermoncong dipangkalnya, walaupun kulitnya agak tebal dan banyak bijinya, tapi dengan dagingnya yang berwarna merah dan rasanya yang manis jenis jambu biji delima ini sangat menarik sekali untuk dinikmati.
2. Jambu biji gembos atau jambu biji susu
Jenis yang ini mempunyai bentuk buah bulat agak lonjong dengan meruncing kepangkalnya. Sama seperti jambu biji delima, kulit jambu jenis ini juga tebal dan jika buahnya matang berwarna agak kuning, dagingnya berwarna putih, bijinya tidak banyak, rasa kurang manis tetapi harum baunya.
3. Jambu biji manis
Bentuk buahnya bulat meruncing ke pangkal, kulit buahnya tipis dan jika matang berwarna kuning muda. Jenis yang ini juga mempunyai biji yang banyak dan dagingnya berwarna putih tetapi rasanya manis dan harum baunya.
4. Jambu biji Perawas
Jambu biji perawas berbentuk bulat lonjong dan buahnya lebih besar dari jenis biasanya, kulitnya agak tebal, bila buahnya matang berwarna kuning, dagingnya merah, bijinya tidak banyak, rasanya agak asam, baunya harum.
5. Jambu biji Pipit
Berbentuk bulat kecil-kecil, kulitnya tipis, bila matang buahnya berwarna kuning dan dagingnya berwarna putih, rasanya manis dan harum baunya.
6. Jambu biji sukun
Berbentuk bulat besar dan kulitnya tebal, bila matang buahnya berwarna kuning, bijinya sedikit bahkan hampir tidak berbiji, tapi rasanya hambar dan harum baunya.
2.5 Penyakit Diabetes Militus
Diabetes militus sering juga disebut dengan the great imitator, yaitu penyakit yang dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini timbul secara perlahan-lahan , sehingga seseorang tidak menyadari adanya berbagai perubahan dalam dirinya. Dan juga timbulnya penyakit ini dikarenakan pankreas tidak mampu membuat hormon insulin yang dibutuhkan untuk mengubah glukosa menjadi gula dalam darah. Pada penderita Diabetes militus, sel-sel tidak dapat menyerap glukosa dengan normal sehingga menumpuk terlalu banyak dalam darah. Secara medis Diabetes Mellitus (DM) adalah kondisi
abnormalitas metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh defisiensi insulin,
baik defisiensi absolut maupun relatif. Hal tersebut terjadi jika sel
beta pada pulau Langerhans pankreas mengalami kerusakan, sehingga jumlah
insulin yang disekresikan berkurang. Hal tersebut menyebabkan timbulnya
hiperglikemia, yaitu konsentrasi glukosa darah yang melebihi kisaran normal.
2.5.1 Macam-macam Diabetes Militus
Sejauh ini, diketahui ada empat jenis DM, yaitu DM Tipe 1, DM Tipe 2, DM Tipe Spesifik, dan DM Kehamilan. Untuk lebih detilnya, simak penjelasan di bawah ini.
DM Tipe 1
DM jenis ini disebabkan oleh rusaknya sel beta pankreas sebagai penghasil insulin sehingga penderita sangat kekurangan insulin. Akibatnya, yang bersangkutan harus disuntik insulin secara teratur. Tipe ini diderita 1 dari 10 penderita DM yang kebanyakan terjadi sebelum usia 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanan atau dewasa awal) menyebabkan kerusakan sistem kekebalan pada sel beta pankreas. DM tipe 1 ini memiliki kecenderungan untuk menular secara genetik.
DM Tipe 2
DM jenis ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan resitensi insulin sehingga tubuh penderita tidak merespon secara normal insulin yang dihasilkan tubuh dan membentuk kekebalan tersendiri sehingga terjadi kekurangan insulin relative. Tipe ini biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun dan sekitar 80% penderita mengalami obesitas.
DM Tipe Spesifik
DM jenis ini disebabkan oleh faktor genetik (kerusakan genetik sel beta pankreas) juga akibat konsumsi obat-obatan maupun bahan-bahan kimia.
DM Kehamilan
DM jenis ini terjadi pada sekitar 2-5% dari semua kehamilan, namun sifatnya hanya sementara dan akan sembuh setelah melahirkan. Namun demikian, ia berpotensi merusak kesehatan ibu hamil maupun janinnya, meningkatkan resiko kelahiran serta cacat pada janin dan penyakit jantung bawaan pada bayi. Selain itu, sekitar 40-50% dari penderita tipe ini menjadi penderita DM tipe 2 di kemudian hari.
2.5.2 Gejala-gejala Penyakit Diabetes Militus
1. Gejala-gejala umum , antara lain :
· Haus yang terus menerus
· Berat badan turun secara drastis
· Sering buang air kecil dalam volume yang besar
· Cepat letih dan penyebabnya tidak jelas
· Rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun
· Koma tetapi hanya pada kasus tertentu
2. Gejala – gejala pada penderita diabetes militus stadium tinggi , antara lain :
· Berat badan yang menurun
· Patirasa (kesemutan) atau sakit pada tangan dan kaki
· Borok pada kaki yang tak kunjung sembuh
· Hilangnya kesadaran ( koma )
2.5.3 Penyebab Penyakit Diabetes Militus
Penyebab diabetes mellitus sebenarnya bisa dengan berbagai macam cara
misalnya:
1. Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan.
Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar
terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang
terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita
sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan
kepada anak-anaknya.
2. Virus dan Bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui
mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi
atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas
yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat
bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri
cukup berperan menyebabkan DM.
3.Bahan Toksik atau Beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
pyrinuron (rodentisida),dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur).Bahan
lain adalah sianida yang berasal dari singkong.
4. Nutrisi
Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama yang
diketahui menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat
nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.
BAB 3
METODOLOGI
3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di rumah penulis yang bertempat tinggal di desa Kutowinangun pada bulan Februari.
3.2 ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Pisau
2. Alas pemotong ( talenan)
3. Panci
4. Gelas
BAHAN :
1. Satu buah jambu biji setengah masak
2. Satu liter air
3.3 CARA PENGOLAHAN
Proses pengolahan buah jambu biji sebagai obat Diabetes Militus terdiri dari tahapan antara lain :
1. Sortasi
Sortasi (pemilihan) dilakukan untuk memilih buah jambu biji yang baik, yaitu sehat dan juga bersih (tidak ada ulatnya).
2. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada pada buah jambu biji. Pencucian ini dilakukan sampai buah jambu biji benar-benar bersih
3. Pemotongan
Pemotongan ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan pada saat perebusan buah jambu biji.
4. Perebusan
Tahap perebusan merupakan tahap yang paling utama. Perebusan bertujuan untuk menghilangkan bau mentah. Perebusan dilakukan dengan suhu yang sedang.
5. Penyaringan
Tahap penyaringan merupakan tahap yang palinag akhir. Penyaringan dilakukan dengan tujuan memisahkan air hasil rebusan dengan buah jambu biji. Air hasil rebusan ini yang nantinya akan digunakan sebagai obat Diabetes Militus.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Dari penelitian yang telah penulis lakukan , penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa air hasil dari rebusan buah jambu biji berwarna putih kusam warnanya hampir kekuningan. Buah jambu biji yang sudah direbus juga berubah warna menjadi layu atau sudah tidak berwarna segar lagi. Rasa air hasil rebusan jambu biji hampir mirip dengan rasa air putih tetapi pada air hasil rebusan ada aroma dari buah jambu biji. Air hasil rebusan ini diminum dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Sebaiknya diminum secara rutin agar dapat membuahkan hasil yang maksimal.
PENGUJIAN
Nama : Endang Wahyuni
Umur : 54 tahun
Alamat : Magelang
Hari , tanggal | Perubahannya |
Senin , 20 Februari 2012 | Masih tetap |
Kamis , 23 Februari 2012 | Agak menurun |
Sabtu , 25 Februari 2012 | Terjadi penurunan |
Senin , 27 Februari 2012 | Keadaannya lebih membaik |
Kamis , 01 Maret 2012 | Keadaannya membaik dan tekanan darah dalam tubuh mulai mendekati normal |
4.2 PEMBAHASAN
Kelemahan :
1. Buah jambu biji merah merup;akan buah musiman sehingga kadang sulit untuk dicari.
2. Tidak tahan lama karena hanya satu kali pemakaian saja.
Kelebihan :
1. Bahan yang digunakan herbal atau alami.
2. Tidak mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh kita.
3. Cara mengolahnya mudah dan efisien.
4. Biayanya lebih murah.
BAB 5
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Buah jambu biji merah dapat digunakan sebagai obat diebetes militus.
2. Jambu biji yang selama ini kita abaikan ternyata memiliki banyak manfaat yang tinggi dan nilai gizi yang baik untuk tubuh kita.
SARAN
1. Seharusnya masyarakat dapat memanfaatkan buah jambu biji merah dengan lebih maksimal lagi untuk kesehatannya.
2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai jambu biji sebagai obat diabetes militus oleh pihak kesehatan atau instansi terkait.
DAFTAR PUSTAKA
0 Komentar untuk "karya tulis ilmiah tentang obat-obatan"